20 January 2008

~~Pari Pari layangkan Tinta Ini Buat Adik SHARLINIE~~




Owh adikku Sharlinie...

Di manakah kau menghilang? Adakah kau sihat ketika ini? Bagaimana dengan penyakit asthma yang menjadi sakit sejak lahirmu itu? Apakah kau masih mampu tersenyum dan berlari gembira di luar sana bersama teman teman? Aku dihujani seribu satu pertanyaan buatmu. Aku ditujah perasaan pilu atas kezaliman terhadapmu ini adikku.

Owh adikku Sharlinie...

Kau jangan bimbang lagi, tenangkan hatimu, berdoalah kepada ALLAH swt agar kau dilindungi olehNYA. Kau harus terus tabah menghadapi ujian ini, kau dizalimi adikku. Setiap saat keluhanmu akan dibalas dengan keluhan juga bila tiba masanya. Jangan berhenti dari terus mengharap, sapu airmatamu lekas dan tenanglah sementara kami di sini berusaha mencarimu. Kau tidak keseorangan! Mari aku peluk tubuhmu dan menghangatkan semangatmu yang kian beku.

Owh adikku Sharlinie...

Aku akan terus di sini bersama seluruh penduduk bumi mendoakan kesejahteraanmu. Malam malamku sering diiringi dengan doa yang tak putus untuk bekalan semangatmu. Aku tahu kau tersiksa di sana, kau tidak lagi bisa impikan saat berlarian di padang bersama teman dan saudara. Kau juga pastinya rindukan belaian kasih ibu dan ayah. Sabar adikku, kau harus terus kuat menempuh ujian ini. Kau tidak bersendirian, kerna aku sering dalam mimpimu bila kau terlena. Jemariku sentiasa menggengam erat kudrat lesumu.

Sharlinie sayang,

Janganlah kau murung dan muram, aku mengerti sengat bisa yang kau tanggungi ketika ini. Kau pasti rindukan masakan ibumu, hilai tawa saudara saudaramu, celoteh guru di sekolah, petang yang menghiburkan, kartoon di kaca tv yang melucukan dan lena yang tenang. Tika ini, aku merasai kepiluanmu adikku. Benar, bukan omong kosong, aku benar mengerti nuranimu.

Ketakutan sering menjadikan airmatamu tak henti mengalir, kezaliman sentiasa membuatkan dirimu semakin pedih. Sapu airmatamu adikku, telah ku katakan...kami di sini sentiasa mendoakan kesejahteraanmu. Tidak seminit pun doa dan usaha ini luntur sayangku.


KAU YANG TERPESONG MORAL,

Pulangkan adikku ini, pulangkan ceria di hatinya. Kau pasti lalui zaman kanak kanakmu dengan penuh gembira atau mungkin tersiksa, namun ini bukan caranya kau merampas kebahagiaan hati anak kecil itu. Dia hanya 5 tahun, tidak mengerti erti hidup dan masih mentah dalam melalui kekejaman yang kau cipta untuknya.

Kembalikan dia ke pangkuan keluarga, kau juga pasti punya saudara kandung bukan? Kau harus tahu betapa pedihnya jika mereka dianiaya. Usahlah kau turut nafsumu wahai hamba ALLAH. Masih belum tertutup pintu taubat untukmu, masih terbuka luas kemaafan di sisi ALLAH jika kau telah melakukan dosa besar.

Tetapi, janganlah kau ragut senyuman adik Sharlinie ini, dia hanya anak kecil yang tidak bisa mengikut kehendak nafsumu. Berikan dia ruang meniti bahagia! Kau tidak harus rampas kebahagiaan itu. Pulangkan atau kau disumpah sekalian alam.

Adikku Sharlinie,

Bersabarlah sementara kami masih terus mencarimu tanpa jemu. Jika pari pari bisa menerbangkan kata kataku ini, bisikkanlah padanya bahawa aku sentiasa ada dalam kegelapan yang dirasakan. Aku tak akan biarkan adikku ini keseorangan.

Tolonglah pari pari, bawakanlah rencanaku padanya yang mungkin hilang arah ketika ini. Anak kecil ini punya cita cita dan harapan, impian dan angan angan. Mungkin dengan semangat yang aku berikan ini dapat ku kongsi gelap pekat malam hitam itu.

Ya Allah, Tuhan yang maha Pengasih, Pencipta Sekalian Alam,

Jauhkanlah perkara hitam yang bisa menggelapkan nurani adik ini. Sematkanlah kekuatan di jiwanya. Hambamu yang kerdil ini saban malam menangisi kezaliman terhadap anak yang tidak berdosa. Hanya padamu aku memohonb Tuhanku! Tuhan yang satu...

Amiin....



07 January 2008

~~Aku Tewas Dalam Asakan Prejudis~~

Aku lelah dengan percaturan minda
Mahu berhenti di semak gelora
Tersadung di celah rumpun akar belenggu
Menular peritnya di sesak jiwa

Aku hanya mahu beri dan menerima
Segala akal dan semangat yang lantang
Berhimpun di tengah kekuatan mara api
Tapi seringnya layu sebelum berkembang

Maafkan aku jika tidak bisa berlagu semerdu kalian, jiwaku tersepit antara semangat dan marak api meledak. Hanya aku bisa mengerti kerna akalku tidak terlayang olehmu. Kakiku melangkah selama ini bersama angin nafas baru, tidak seperti kamu yang kental saat di asak gebu awan. Aku mahukan yang terbaik untuk kita sama sama terjah menongkah arus, tapi niat ini adakalanya dipesongkan olehmu. Kerna apa aku masih terus utuh dan teguh?, bukan kerna nama atau pangkat yang melalaikan tapi untuk semesta lahir dengan nafas baru.

Aku tidak tegar berlari jika kakiku di hambat, kau mungkin layak merentas bara api biarpun dicincang seribu, sedang aku hanya mengebar layar senja yang mahu berlabuh. Teruskan langkahmu kalian, aku biar jadi pengomel kekusutan bangsa. Semangatku akan terus teguh dalam kata kata janji kita.

Maafkan aku jika tidak ada erti kejujuran dalam bait kataku, hanya jemari menari yang bisa mengaut rentetan hati pedih. Salam penuh lantang bicara dalam kata berbaur cinta pada bangsanya!